Senin, 18 November 2013

Makalah Perbanyakan Vegetatif Buatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya setiap mahluk hidup pasti akan melakukan proses perbanyakan atau reproduksi yang mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan keberadaan jenisnya secara berkelanjutan. Cara perbanyakan mahluk hidup dapat di bedakan menjadi dua yaitu perbanyakan secara generatif dan perbanyakan secara vegetatif.
Perbanyakan secara generatif merupakan proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet ini biasa kita sebut pembuahan. Perbanyakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma (berbiji tertutup). Sedangkan perbanyakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perbanyakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial).

Perbanyakan secara vegetatif alami merupakan cara perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Contoh perbanyakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon, Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perbanyakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan perbanyakan secara vegetatif alami. Contoh perbanyakan secara vegetatif buatan antara lain : Setek, Cangkok, Sambung Sisip, Tempel (okulasi), Sambung Pucuk, Sambung Susu, Kultur Jaringan.
Pada makalah kali ini kita akan membahas tentang pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) melalui perbanyakan genetika dengan pembibitan vegetatif buatan yaitu teknik sambung pada tanaman kelengkeng. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa perbanyakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Tujuan utama melakukan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Jadi selain bisa menghasilkan keturunan tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan variestas tanaman yang baru dengan menggabungkan dua sifat unggul tanaman yang masih ada dalam satu genus atau keluarga. Teknik sambung pada makalah kali ini akan kita terapkan pada tanaman kelengkeng.
Tanaman Kelengkeng merupakan tanaman buah berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih sebesar kelereng, buah ini bergerombol pada malainya. Kulit buahnya berwarna cokelat muda sampai kehitaman dengan permukaan agak berbintil-bintil. Daging buahnya berwarna putih bening clan berair. Rasanya sangat manis dengan aroma harum yang khas. Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari dua keping, dan dilapisi kulit biji yang berwarna hitam. Daging bijinya sendiri berwarna putih, mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin serta cocok digunakan untuk melakukan persilangan agar mendapatkan varietas baru dengan bentuk dan buah yang lebih banyak.
Makalah ini dibuat untuk memberikan proses tentang pengelolaan sumberdaya untuk kepentingan pertanian melalui penggunaan teknik sambung pada tanaman kelengkeng yang nantinya akan bisa meningkatkan kualitas lingkungan serta dapat menunjang ketersediaan pangan sektor hortikultura. Mengingat proses pembuatannya tergolong tidak menyita waktu dibandingkan melakukan perbanyakan secara vegetatif alami. Selain itu makalah ini dapat memperjelas kembali mengenai penggunaan teknik sambung dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan.

1.2 Rumusan Masalah
      Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut.
1)    Apa pengertian, macam, dan tujuan dari teknik sambung ?
2)    Bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan macam-macam teknik sambung pada tanaman kelengkeng ?
3)    Mengapa Perbanyakan Genetika dengan Pembibitan Vegetatif Buatan bisa menunjang ketersediaan pangan sektor Hortikultura?

1.3 Tujuan
      Adapun tujuan pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut.
1)    Untuk mengetahui pengertian, macam, dan tujuan dari teknik sambung.
2)    Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu digunakan dalam penggunaan teknik sambung pada tanaman kelengkeng.
3)    Untuk mengetahui bahwa Perbanyakan Genetika dengan Pembibitan Vegetatif Buatan bisa menunjang ketersedian pangan sektor Hortikultura.

1.4 Manfaat
            Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1)    Bagi Mahasiswa
Dengan pembuatan makalah mengenai perbanyakan vegetatif buatan teknik sambung pada tanaman kelengkeng hendaknya mahasiswa dapat mengetahui arti dan tujuan dari pengguanaan teknik sambung dan dapat memperjelas penggunaan teknik ini dengan langkah-langkah yang telah di terapkan pada tanaman kelengkeng.
2). Bagi Masyarakat
                        Dengan perbanyakan vegetatif buatan teknik sambung ini diharapkan masyarakat mampu mengaplikasikan teknik ini dilapangan secara langsung supaya sektor Hortikultura bisa berkembang dengan baik dan bisa menjadi andalan dalan menunjang ketersediaan pangan secara nasional.
3).             Bagi STPP Malang
                             Dengan makalah ini semoga bisa menjadi referensi untuk para mahasiswa yang lain dalam mengembangkan sektor hortikultura melalui Perbanyakan Genetika dengan Pembibitan Vegetatif Buatan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PengertianTeknik Sambung
2.1.1     Pengertian Teknik Sambung  dan Macamnya
Menyambung merupakan penggabungan batang bawah dengan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga terjadi penyatuan, dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.  Terjadinya penyatuan ini disebabkan oleh menyatunya kambium batang bawah dan kambium batang atas.
Pada dasarnya sangat banyak teknik sambung yang dapat kita gunakan tergantung dari berbagai macam tanaman yang akan kita jadikan media untuk perkembangbiakannya. Sambung pucuk adalah penyatuan pucuk (sebagai calon batang atas) dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang mampu saling menyesuaikan diri secara kompleks. Ada beberapa cara penyambungan yang  dapat dilakukan antara lain adalah :

2.2   Perbanyakkan Vegetatif Buatan
2.2.1      Sambung Pucuk
Salah satu bibit klonal (bibit yang diperbanyak secara vegetative) tanaman buah yang sering dibuat oleh penangkar bibit adalah bibit sambung pucuk, yaitu bibit yang dibuat dengan cara menyisipkan entres batang atas dari pohon indukan terpilih ke batang bawah lokal yang dipotong pada ketinggian tertentu dan dibelah pada bagian tengah atau bagian samping batangnya. Batang bawah biasanya merupakan bibit yang ditanam dari biji (seedling).
Beberapa alasan mengapa bibit tanaman buah dibuat dengan cara sambung pucuk (cleft grafting / top grafting) karena lebih mudah dilakukan saat batang bawah berumur masih cukup muda tanpa perlu menunggu batang bawah berumur cukup tua sehingga lebih efisien dari sisi waktu penyiapan batang bawah (root stock), pertumbuhan entres yang relatif lebih cepat dibanding cara okulasi (tempel mata), lebih efisien dalam pemanfaatan jumlah entres dibanding bibit sambung susuan, dan pertumbuhan bibit yang lebih vigor dibanding bibit okulasi pada kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang sama, berikut cara dan langkah-langkah untuk melakukan perbanyakan vegetatif buatan sambung pucuk
a).   Alat dan Bahan :
1). Entres/batang atas dan root stock/batang bawah
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
3). Sungkup plastik
b).   Cara Kerja :
            Langkah pertama adalah Memilih batang bawah yang diameter  disesuaikan dengan besarnya batang atas, batang atas panjang 20-25 cm sedangkan batang bawah dipotong setinggi 20-25 cm di atas permukaan tanah. Batang bawah dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm, Kedua pangkal entres disayat sepanjang 2-2.5 cm hingga menyerupai huruf “ V “ atau baji.
Batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah, perhatikan agar kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah.  Pengikatan dengan tali plastik adalah dari bawah keatas agar air tidak masuk ke celah sambungan, sungkup dengan kantong plastik bening/ plastik es kemudian ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar matahari. Setelah sambungan umur 2-3 minggu, biasanya sambungan bertunas dan sungkup plastiknya dibuka


2.2.2      Sambung Sisip
Sambung sisip sebenarnya bukan teknik baru karena cara ini sebenarnya hanya memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi karena "step by step" hampir mirip dengan okulasi, namun jika pada teknik okulasi yang ditempelkan adalah mata tunas, maka pada sambung sisip yang ditempelkan adalah ranting muda.
Teknik okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip dapat ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, jika mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah dapat direkayasa dari awal, sejak bibit tersebut dibuat, karena bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tanaman buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan. 
Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.
a).   Alat dan Bahan :
1). Entres/batang atas dan understump/batang bawah
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
3). Sungkup plastik
b).   Cara Kerja :
            Langkah pertama adalah siapkan batang bawah yang pertumbuhan tanamannya sehat, daun di bagian ujung tunas telah berkembang sempurna dan berwarna hijau tua. Itu tanda bahwa tanaman sedang berada dalam keadaan dorman, tidak terjadi aktifitas pembelahan sel yang intensif di bagian tunas-tunas ujung tanaman.
Dalam kondisi seperti ini, kambium tanaman berada keadaan maksimum, lapisannya kambiumnya tebal, dan sangat ideal untuk proses pengelupasan kulit batang dan penyambungan serta penyatuan entres. Pilih titik penyambungan, kira-kira 15 hingga 25cm di atas pangkal batang, iris kulit batang di titik penyambungan tersebut memanjang dari atas ke arah bawah, sepanjang 3-5cm, dengan lebar 7-10mm.
Potong melintang kulit batang pada bagian atas, lalu congkel menggunakan mata pisau, kemudian tarik kulit batang pelahan dengan hati-hati agar tidak putus atau robek. Potong "lidah" kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit batang sepanjang 1 cm di bagian bawah yang nantinya berfungsi sebagai dudukan atau penyangga entres yang akan ditempelkan ke batang bawah.
Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kulit batang tidak dapat dikelupas dan lengket saat ditarik, ini adalah tanda bahwa lapisan kambium batang bawah berada dalam keadaan minimum dan sangat tipis. Batalkan penggunaan batang bawah tersebut dan suburkan kembali pertumbuhannya agar dapat digunakan kembali sebagai batang bawah setelah pertumbuhannya disuburkan beberapa waktu kemudian
Siapkan entres yang diambil dari ranting bagian ujung dari pohon induk terpilih. Entres harus cukup muda dengan kulit berwarna hijau atau hijau keabuan, potong semua daunnya dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5mm yang berfungsi untuk melindungi mata tunas di bagian ketiak tangkai daun saat plastik pengikat dililitkan ke titik sambungan. Jangan gunakan entres yang kulitnya telah berwarna cokelat tua atau coklat keabuan karena daya regenerasi entres seperti telah menurun, sehingga kemampuannya untuk menumbuhkan tunas lebih rendah dibanding yang diambil dari tunas muda di bagian ujung.
Entres bisa dipilih mulai dari bagian pucuk hingga bagian bawah dengan 1-4 mata tunas, yang penting kulit entres masih berwarna hijau atau hijau keabuan. Potong entres dengan 1-3 mata tunas, lalu iris miring sepanjang 2cm pada bagian pangkalnya dan usahakan agar pengirisan tersebut hanya dilakukan dengan prinsip "sekali iris langsung jadi". Pengirisan berkali-kali bisa membuat entres menjadi sangat pendek ukurannya sehingga sulit untuk ditempelkan, selain itu pengirisan berulang-ulang bisa menimbulkan resiko memar jaringan yang akhirnya memperkecil persentase keberhasilan penyambungan tersebut.
Letakkan entres yang telah disayat bagian pangkalnya, persis berhadapan dengan bidang sayatan kulit batang bawah yang telah disiapkan sebelumnya, lalu tempelkan dengan tepat sehingga terjadi pertemuan antara bidang iris entres dengan bidang sayatan kulit batang bawah . Umumnya, entres tidak akan jatuh karena terjepit oleh "lidah" kulit yang disisakan sebagai dudukan atau penyangga entres. 
Jepit titik sambungan dengan ibu jari tangan agar entres tidak bergeser atau berubah posisinya. Pergerakan entres yang berulang-ulang akan mengurangi tingkat keberhasilan penyambungan karena bidang pertemuan entres dan batang bawah mengalami memar, khususnya di bagian jaringan kambium batang bawah. Ikat bidang sambungan menggunakan irisan plastik PE (polyethilene) yang tipis namun sangat lentur dan kuat. Ikatan dimulai dari bawah, sekitar 5 mm dibawah sambungan, melingkar sambil menarik plastik ke arah atas, menutup rapat seluruhnya hingga kira-kira 5 mm di atas entres yang ditempelkan.
Keseluruhan bidang sambung dan entres telah tertutup rapat oleh lilitan plastik sehingga mengurangi infiltrasi air dari luar yang bisa membuat entres membusuk, sekaligus lilitan plastik tersebut membuat iklim mikro menjadi tetap lembab. Fungsi lain dari lilitan plastik ini adalah mengurangi laju penguapan air (evapotranspirasi) akibat metabolisme entres sehingga akhirnya entres tetap berada dalam kondisi segar. Gunakan plastik PE (polietilen) yang tipis, sangat lentur, namun kuat sebagai pengikat.
Plastik yang digunakan sebagai pengikat mempunyai ketebalan 0,02mm, berbentuk lembaran yang kemudian diris-iris menggunakan cutter, berukuran lebar 2-3cm dan panjang 10-15cm, disesuaikan dengan diameter batang bawah yang akan disambung sisip. Bariskan dengan rapi semua bibit yang telah disambung sisip di tempat terbuka untuk memudahkan pemeliharaan selama proses sambung sisip berlangsung.
Empat minggu pasca penyambungan, plastik pengikat dapat dibuka seluruhnya. Jika entres tetap segar dan berwarna hijau atau kehijauan, berarti sambungan berhasil, namun jika entres menghitam dan mengering, hal tersebut adalah tanda bahwa proses penyambungan gagal. Jika sambungan berhasil, biarkan 2-4 hari, setelah itu potong setengah batang bawah setinggi 5-8cm di atas titik penyambungan. Setelah dipotong setengah, tekuk batang atas ke arah bawah untuk merangsang tunas agar tumbuh dengan cepat karena entres telah menyatu dengan batang bawah.
Tunas akan tumbuh dengan cepat pasca pemotongan batang utama (batang bawah) 5-8 cm di atas titik sambungan. Penyinaran sinar matahari penuh akan merangsang laju pertumbuhan tunas menjadi batang baru dengan cabang, ranting dan daun baru yang sempurna. Tunas akan tumbuh dan berkembang sempurna 10-12 minggu pasca penyambungan.



2.2.3     Sambung Susu
Sambung susu merupakah salah satu cara perbanyakan tanaman yang dikategorikan relatif mudah.  Dengan pengerjaan yang benar, dia memiliki tingkat keberhasilan diatas 80 % bahkan lebih.  Sayangnya teknik ini akan merusak indukan tanaman yang ada  dan hasil bibit baru yang didapatkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan teknik okulasi misalnya.
Mengamati beberapa jenis tanaman, ternyata teknik perbanyakan sambung susu adalah jalan satu-satunya yang paling efektif dan efisien dalam memperbanyak jumlah tanaman. 
a).   Alat dan Bahan :
1). Dua pohon sejenis
2). Tali plastik, pisau okulasi atau silet
b).   Cara Kerja :
Proses pembuatan bibit ini sendiri hingga siap panen memerlukan kurang lebih 3 bulan lamanya.  Batang bawah yang digunakan merupakan bibit dari biji yang berumur minimal 1 tahunan.  Inilah yang membuat harga dari bibit ini masih relatif mahal, tapi paling tidak bisa mempercepat tanaman berbuah.
Penerapan teknologi sambung susu yang dimodifikasi pada prinsipnya adalah penyatuan batang 2 tanaman berbeda, setelah menyatu, batang dipotong sehingga kembali menjadi 2 tanaman. Penyusuan dengan mengelupas bagian tertentu di batang bawah dan batang entres.
Entres adalah cabang pohon induk yang akan disusukan. Keduanya lalu ditempelkan dan diikat erat. Dengan cara ini, peluang gagal masih besar karena bagian yang melekat paling hanya seperempat lingkar batang dengan panjang tertentu. Batang bawah dipotong membentuk huruf V terbalik. Calon batang bawah berupa tanaman lokal yang diperbanyak dengan biji. Biji ditanam dalam polibag, tiap 1 polibag hanya disemai 1 benih. Untuk entres syaratnya batang minimal sudah berwarna hijau kecokelatan, atau berumur 3 bulan sejak keluar tunas.
Batang entres disayat dari kulit ke arah kambium. Arahnya dari bawah ke atas membentuk sudut sekitar 30o. Intinya, keratan jangan sampai mengenai kambium. Nantinya ke dalam keratan itu batang bawah disisipkan. Karena bagian yang menempel lebih banyak, peluang keberhasilan sambungan lebih baik.
Sebulan sebelum disambung, calon batang bawah diberi satu sendok teh rata pupuk NPK. Tujuan pemupukan agar tanaman menghasilkan banyak getah sehingga penyambungan cepat terbentuk. Ukuran panjang batang bawah bervariasi. Paling aman 15 cm dengan diameter minimal 1 cm atau sedikit lebih besar daripada pensil.
Jika ingin mendapatkan bibit bersosok tinggi, ukuran batang bawah diperpanjang. Risikonya, kemungkinan muncul tunas di batang makin besar. tunas asal batang bawah tidak diinginkan karena bukan jenis unggul. Batang bawah yang digunakan sepanjang 10 cm dengan panjang sayatan disesuaikan ukuran batang bawah, lalu tempelkan batang bawah di bekas keratan entres. Ikat erat dengan plastik bening pembungkus es. Ikatan melilit rapat seluruh bekas keratan. Biasanya lilitan dimulai dari pangkal entres, ke atas menuju pucuk entres, kembali ke pangkal entres, baru disimpul. Tujuannya agar air tidak masuk karena dapat menyebabkan busuk.
Polibag wadah batang bawah diikat pada satu atau dua bilah bambu yang ditancapkan ke tanah, atau didudukkan di atas bangku yang tingginya disesuaikan. Tujuannya agar entres tidak patah lantaran beban batang bawah, kedudukan tetap serta ikatan kuat dengan plastik-membuat posisi sambungan stabil. Jika terjadi pergeseran, dipastikan penyambungan gagal. Selama entres disusui, lakukan penyiraman ke polibag batang bawah dan induk setiap hari.
Modifikasi sambung susuan berhasil jika batang di kedua ujung ikatan terlihat menggembung lebih besar daripada ikatan. Itu berarti bibit hasil persusuan siap dipisah dari pohon induk. Pemisahan perlu waktu 1-1,5 bulan sejak proses penyusuan.
Untuk memisahkan, mula-mula potong setengah lingkar batang bawah entres. Jika bibit hasil susuan tetap segar, setengah batang tersisa dipotong seminggu kemudian. Berbarengan dengan itu, ganti polibag bibit dengan ukuran lebih besar. Jika sebelumnya memakai polibag berdiameter 10 cm tinggi 15 cm, pindahkan ke polibag berdiameter 20 cm dengan tinggi sama. Gunakan media campuran tanah, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Berikutnya, letakkan bibit hasil susuan di tempat teduh dan siram tiap pagi dan sore, setelah muncul tunas susuan new varietas siap dikeluarkan dan menerima sinar matahari penuh. Pada sambung susu, entres mendapat pasokan nutrisi dari dua sumber, induk asal entres dan batang bawah baru. Saat pasokan dari batang bawah baru tersendat, ia masih mendapat pasokan dari induk.

2.2.4      Okulasi / Tempel
Ada beberapa rahasia yang bisa memp engaruhi keberhasilan okulasi agar sukses dalam mengokulasi tanaman buah :
a).   Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya pada tanaman buah, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil. Sementara untuk tanaman lain, disarankan mata tunas yang sama sekali belum bertunas.  Untuk tanaman buah sering di akali dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya dengan pangkas habis daun pada pucuk pohon mangga.  Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Tunas baru itulah yang bisa dipakai.
b).   Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal tumbuh. Tak boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis.
c).   Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna sudah cukup. Kalau terlalu kencang, bisa tercekik. Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.
d).   Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel. Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa cepat dan tak terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat

yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke sambungan.


2.3 Tujuan Penggunaan Teknik Sambung
Beranalogi dari tujuan perkembangbiakan secara vegetatif buatan kita dapat mengetahui bahwa tujuan utamnya adalah untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat.
Namun sebenarnya ada beberapa tujuan lain dari penggunaan teknik sambung ini dia antaranya :
a).   Untuk mendapatkan bibit tanaman baru.
b).   Untuk membantu pertumbuhan.
c).   Untuk menyambung atau menghubungkan jaringan yang terpisah.
Tujuan teknik sambung ini bergantung kepada setiap individu yang akan melakukan penyambungan pada tumbuhan. Keberhasilan teknik sambung ini sangat erat kaitannya dengan langkah langkah yang digunakan dalam melakukan penyambungaan taman. Dan perlu diingat bahwa sebelum melakukan penyambungan tanaman kita harus terlebih dahulu menentukan tujuan dari penyambungan tanaman tersebut agar langkah dan media yang digunakan tepat dan mendapat hasil yang memuaskan.
Kunci dari keberhasilan sambung pucuk ini adalah penggunaan alat yang harus steril dan terhindar dari bakteri yang dapat merusak sambungan dan juga tetap menjaga kesuburan tanah agar hasil dari sambungan dapat tumbuh dengan optimal.

2.4. Pembibitan Vegetatif Buatan menunjang Ketersediaan Pangan Nasional.
            Untuk memenuhi kondisi pangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitasnya maka salah satu caranya adalah dengan tersedianya pangan secara berkelanjutan demi memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan hidup manusia. Sektor Pertanian Hortikultura merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang ketersediaan pangan nasional yang nantinya bisa berimbas kepada ketahanan pangan secara nasional.
            Pembibitan Vegetatif Buatan merupakan teknik yang harus dikembangkan karena sangat bermanfaat untuk kedepannya dalam keberlangsungan tanamana Hortikultura ini. Dengan penerapan teknik pembibitan vegetatif akan diperoleh bibit yang memiliki struktur genetik yang sama dengan induknya, sehingga penggunaan materi genetik yang unggul sebagai bahan untuk perbanyakan merupakan kunci untuk menghasilkan anakan yang berkualitas. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Perbanyakan Genetika dengan Pembibitan Vegetatif Buatan teknik sambung merupakan salah satu teknik yang terbaik untuk menghasilkan tumbuhan dengan varietas yang baru dengan cara yang amat mudah dan simpel. Selain itu kita juga dapat mengetahui bahwa sebenarnya sangat banyak teknik sambung yang dapat kita gunakan untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul khususnya pada tanaman kelengkeng. Keberhasilan dari suatu teknik sambung tergantung dari kehati-hatian kita terhadap alat yang digunakan agar terhindar dari bakteri serta kesetiaan kita dalam memperhatikan kondisi tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal.
Pembibitan Vegetatif buatan ini mampu menunjang ketersediaan pangan secara nasional di sektor pertanian Hortikultura dan tentunya mampu menunjang ketahanan pangan secara nasional karena mampu mengelola sumber daya yang ada untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan (sustainable agricultur).

3.2 Saran
Adapun saran dari penulis berdasarkan simpulan di atas adalah sebagai berikut:
a). Dengan pembuatan makalah mengenai perbanyakan genetika dengan pembibitan vegetatif buatan teknik sambung pada tumbuhan kelengkeng penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui makna dan jenis dari menyambung tetapi juga dapat mepraktekkan sendiri bagaimana teknik sambung ini digunakan dan setidaknya dapat memberi informasi tentang keseluruhan dari teknik sambung tersebut dengan kata lain dapat menjawab pertanyaan pertanyaan dan masalah yang berkaitan mengenai teknik sambung serta langkah-langkah dalam menyambung.
b). Pemerintah agar lebih memperhatikan sektor pertanian Hortikultura yang mempunyai pengaruh yang besar dalam menunjang ketersediaan pangan secara nasional.


DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Jarnanto A, 2010. Pertanian Berkelanjutan. (htpp://tanimulya.blog.com/2010/06/13/pertanian-berkelanjutan). Diakses tanggal  22 Oktober 2013 jam 20.02 WIB)
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta
Raharja, PC. dan Wiryanta, W. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agro Media Pustaka. Jakarta.


1 komentar: