Senin, 20 Juli 2020

PROFIL KELOMPOK TANI TANI MAKMUR
DESA KAWU KEC. KEDUNGGALAR KAB. NGAWI


LATAR BELAKANG

Kelompok tani “ tani makmur “ merupakan salah satu kelompok tani yang berada di dusun Kawu desa Kawu kecamatan Kedunggalar. kelompk tani “Tani Makmur” berdiri tahun 2005.
Pada awal berdiri kelompok tani “ Tani Mkamur” hanya beranggotakan 20 orang hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan manfaat dan keuntungan menjadi anggota kelompok tani. Pada tahun 2008 untuk pertama kalinya kelompok tani “ tani makmur” melakukan reorganisasi yang merupakan awal dari kebangkitan kelompok tani “Tani makmur”. Pada tahun 2015 anggota tetap kelompok tani “tani Makmur” sebanyak 39 orang anggota tetap. Hal ini karena mereka melihat kinerja pengurus kelompok tani yang semakin maju, baik dalam kegiatan usaha tani maupun dalam penyebaran informasi kepada anggota.
Lahan kelompok tani “ Tani Makmur” berada di wilayah Daerah Irigasi Ngarengan. Dengan kondisi tersebut maka salh satu keuntungannya adalah petani dapat melakukan usaha tani padi sawah sebanyak 3 kali dalam 1 tahun, baik pada musim penghujan maupun musim kemarau.
Pada tahun 2019 kelompok tani “ Tani Makmur” medapatkan kesempatan untuk mengikuti program Sekolah Lapang IPDMIP yang dilaksanakan sebanyak 2 tahap. Dengan adanya program IPDMIP di harapkan mammpu meningkatkan kekampuan petani dalam budidaya dan penyerapan teknologi pertanian terbaru serta memacu keaktifan anggota kelompok tani.

KEADAAN UMUM
Peta Wilayah
Kelompok tani “ Tani Makmur”  terletak di dusun Kawu, desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar. dusun Kawu berada pada ketinggian 75 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan 0,3%. Secara geografis kelompk tani “ Tani Makmur” berbatasan langsung dengan kelompk tani “Tani Mulyo” di sebelah Utara, kelompok tani “ Sri Rejeki” di sebalah Timur, kelompk tani “Sri Makmur” di sebelah selatan dan desa Gemarang di sebelah Barat.
Kelompok tani “ Tani Makmur” berada di Daerah Irigasi Ngarengan yang berarti di lewati saluran irigasi Ngarengan. Daerah irigasi Ngarengan melewati beberapa desa diantaranya desa Jenggrik, Desa Gemarang dan Desa Kawu. Dengan kondisi wilayah yang demikian maka petani dapat melakukan usaha tani Padi Sawah sebanyak 3 kali dalam 1 tahun. Selain itu teknik pengairan teknis juga mendukung budidaya padi secara intensif.
Kelembagaan kelompok tani
Kelompok Tani “Tani Makmur” bangkit kembali setelah melakukan reorganisasi kelompk pada bulan Nopember tahun 2008. Hingga saat ini kelompok “Tani Makmur” sudah memiliki anggota tetap sebanyak 39 orang. Berdasarkan hasil kesepakatan bersama pertemuan bulanan rutin dikasanakan setiap tanggal 21 malam dengan agenda membahas masalah-masalah aktual yang di alami kelompok.
Struktur organisasi kelompok
Ketua : Wignyo
Sekertaris : Fuandi irawan
Bendahara : Winoto efendi

Kelengkapan admistrasi yang di miliki Kelompok Tani “ Tani Makmur” adalah sebagai berikut:
Buku Tamu
Buku daftar Hadir
Buku Notulen
Buku Daftar Anggota
Buku Inventaris
Buku Rencana Kegiatan
Buku Kas
Buku Simpan Pinjam
Buku Arisan

Potensi wilayah
Wilayah kelompok tani “Tani Makmur” terdiri dari:
Lahan sawah : 43 Ha
Tegal : 4 Ha
Pekarangn : 8 Ha
Selain usaha tani pai sawah petani juga melakukan usaha tani yang lainnya yaitu ternak sapi dan kambing serta budidaya perikanan.

KEGIATAN KELOMPOK TANI
Kelompok tani “Tani Makmur” turut aktif dalam memajukan pertanian karena sadar akan potensi wilayah yang sudah ada serta turut mensukseskan program-program pemerintah yang dialokasikan di kelompok dengan tujuan memajukan anggota kelompok dan masyarakat sekitar.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan anatar lain
Pertemuan rutin kelompok
Kegiatan pertanian dari hulu hingga hilir
Kegiatan pengendalian hama tikus secara masal
Kegiatan sekolah lapang IPDMIP 2019
Kegiatan budidaya perikanan
Kegiatan budidaya tanaman pisang cavendis

PENUTUP
Demikian sekilas profil singkat kelompok tani “Tani Makmur”  besar harapan kami profil ini dapat digunakan sebagai tambahan refrensi untuk menunjang prestasi bagi kelompok kami.

Senin, 10 Februari 2014

Makalah Integrated Farming System dan Analisis Usaha Tani



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran tentang sistem pertanian alami, faktor penting yang perlu ditekankan bahwa muatan pertanian alami sesungguhnya mengandalkan pada sumberdaya lokal seperti penggunaan dan pemeliharaan bibit lokal, pemanfaatan limbah pertanian alami, kotoran ternak, maka nilai-nilai kearifan lokal terhadap pengelolaan dan penataan sumberdaya dengan sendirinya akan menjadi bahan dan sumber dialog ditingkatan petani dan sekaligus menjadi cara pandang dalam sistem pertanian secara alami.

Senin, 18 November 2013

Makalah Budidaya Padi Sistem SRI (System of Rice Intensification)

BAB I 
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanaman padi adalah tanaman pangan yang digunakan sebagai bahan makanan utama hampir 90 persen penduduk Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa beras merupakan bahan makanan pokok utama dan sangat dominan di Indonesia yang memiliki kedudukan sangat penting dan telah menjadi komoditas strategis.

5 Langkah Model Agribisnis Berbasis Sistem LEISA

 5 Langkah Model Agribisnis Berbasis Sistem LEISA   
  1. Mampu menentukan lokasi, kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan jenis tanaman pertanian/perkebunan berdasarkan skala usaha dan penilaian potensi lahan.
  2. Mampu memilah peruntukan lahan dan menentukan komuditas Unggulan pertanian lokalita setempat
  3. Mampu melakukan pemilihan dan Penetapan Komoditi untuk LEISA
  4. Mampu menetapkan Pola Tanam dan Tata Letak Pertanaman, Ternak, dan lkan
  5. Mampu menetapkan Cara Penanganan Sarana Produksi dan Produk Pertanian

PENJELASANNYA :

Makalah Perbanyakan Vegetatif Buatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya setiap mahluk hidup pasti akan melakukan proses perbanyakan atau reproduksi yang mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan keberadaan jenisnya secara berkelanjutan. Cara perbanyakan mahluk hidup dapat di bedakan menjadi dua yaitu perbanyakan secara generatif dan perbanyakan secara vegetatif.
Perbanyakan secara generatif merupakan proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet ini biasa kita sebut pembuahan. Perbanyakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma (berbiji tertutup). Sedangkan perbanyakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perbanyakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial).

Sabtu, 26 Januari 2013

Makalah 4 Sukses Pembangunan Pertanian


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Kehadiran penyuluhan sebagai ilmu yang tersendiri adalah suatu cabang dari kelompok ilmu-ilmu social yang dalam hal ini merupakan ilmu yang mempelajari cara dan proses perubahan manusia (petani) dan masyarakatnya menuju ke arah sasaran yang diharapkan yaitu agar selalu terjadi kemajuan di dalam usaha taninya, khususnya yang mengenai meningkatnya jumlah, mutu dan macam hasil produksinya maupun kemajuan dalam hubungannya untuk mencapai 4 (empat) Sukses Pembangunan : (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor serta (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani.

Makalah Sosiologi Pedesaan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sosiologi pedesaan tumbuh pertama kali dan berkembang di Amerika Serikat. Pada mulanya ilmu ini bermula dari para pendeta Kristen yang hidup di daerah pedesaan (pertanian). Mereka tidak hanya memiliki permasalahan dalam kehidupan sosial mereka karena kedatangan para migran dan mengambil tanah yang tak bertuan, namun mereka juga mencoba menuliskan bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan di bagian utara negara itu.